Kisah 3 Anak Yatim Piatu, Sudah 4 Tahun Rayakan Lebaran Di Makam Orang Bau Tanah

Sedang Viral :

Memang sih lebaran tahun ini berbeda banget daripada tahun sebelumnya, dimana sanak saudara yang berkejauhan dan sadar akan himbauan pemerintah, akan menahan rasa rindu mereka, kumpul keluarga untuk saling bermaafan satu sama lain.

Akan tetapi ada beberapa kalangan yang masih tetap sama saja dari tahun ke tahun, mungkin mirip yang dialami oleh bawah umur berikut.

Idul Fitri merupakan perayaan kemenangan seraya membahagiakan bagi kaum muslim. Momentum lebaran selalu identik dengan kebersamaan dalam sebuah keluarga. Tidak heran pada momen ini, selalu identik dengan pulang kampung ke kampung halaman. Tentu ada sukacita disana meskipun hanya setahun sekali.

Berbeda belum dewasa lain pada umumnya yang mungkin merayakan lebaran bersama keluarga inti dan keluarga besar hingga mendapatkan baju baru dan lain sebagainya, Dilah Saputra(16) dan kedua adiknya Nur Aida(11) dan Muhamad Ramadani(5) terpaksa harus merayakan lebaran sebagai anak yatim di sebuah kontrakan. Pengalaman lebaran tanpa ayah dan ibu ini ternyata sudah 4 tahun.

“Sedih sekali mas. Sudah 4 tahun lebaran hanya mampu berkunjung ke kuburan ayah sama Ibu,” ujar Dilah yang gres pulang dari makam ayah dan ibunya di Bengaris, Palangka Raya, Minggu (24/5).

Kebiasaan mengunjungi makam ayah dan ibu sering dilakukan Dilah bersama dua adiknya seusai Salat Id setiap lebaran. “Setiap tahun biasanya kami ke kubur setelah Salat Id,” kisahnya dengan mata berkaca-beling.

Ketika sejumlah anak lain diluar sana dihadiahi baju gres oleh orang tuanya dan mempunyai kelimpahan masakan saat lebaran, sampaumur putus sekolah bersama kedua adiknya itu hanya mampu mengenakan pakaian seadanya dan menanti ada yang panggil untuk makan. Mereka tinggal di sebuah kontrakan lusuh yang dibayar Rp 300 ribu per bulan.

“Ya beginilah. Kalau makan sih biasanya ada tetangga yang memberi. Kebetulan masih punya korelasi keluarga. Mereka yang bantu. Terkadang juga aku masak nasi sendiri gres lauknya diberi sama om,” cerita Dilah seraya menenangkan adik bungsu Adian yang sudah mengeluh lapar.

Beberapa tahun kemudian dikala ayah dan Ibunya meninggal, Dilah harus bekerja ekstra merawat kedua adikanya. Paginya mengurus sarapan adiknya Aida sebelum ke Sekolah, sesudah itu menjaga adik bungsunya Adan yang masih berusia kanak-kanak.

“Adik aku yang kedua tidak dikasih uang jajan, makanya beliau harus sarapan sebelum ke sekolah. Sedangkan adik bungsu yang masih kecil harus dijaga alasannya sering menangis kemudian mencari ayah dan ibu,” bebernya duka.

Meskipun tanpa ayah dan ibu serta sudah menetapkan untuk tidak bersekolah, Dilah tetap mendukung dan mendorong kedua adiknya untuk bersekolah. Saat ini adiknya Aida sudah kelas 4 SD, sedangkan Adan sebentar lagi akan masuk ke TK.

“Saya boleh tidak sekolah tetapi apa pun kendalanya dua adik aku harus sekolah. Sebentar lagi saya mau 17 tahun dan saya mau cari kerja agar bisa membiayai mereka,” tuturnya optimis.

Sumber https://isu.lagioke.net

Artikel Terkait

Kisah 3 Anak Yatim Piatu, Sudah 4 Tahun Rayakan Lebaran Di Makam Orang Bau Tanah
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email