Sedang Viral :

Memang sih tidak semua suami membutuhkan seorang istri yang bisa mengurus segala kegiatan di rumah, seperti membereskan rumah, mengurus anak, memasak, mencuci, dan lain sebagainya. Namun masih ada beberapa yang memang menekankan kemampuan tersebut, alasannya alasan beberapa hal. Seperti cerita singkat berikut contohnya.
Adalah Tami, putri semata wayang yang tumbuh dalam kasih sayang dan kemanjaan berlimpah yang diberikan sang ibu. Saat dewasa, sang ibu merasa lega alasannya Tami yang cantik dipersunting lelaki ganteng yang mapan.
Namun, setiap pekan putrinya itu selalu pulang ke rumahnya dengan setumpuk pakaian kotor. Awalnya, sang ibu menduga hal itu hanya sekali dua kali mengingat putrinya itu baru kembali berbulan madu. Ia pun dengan senang hati membantu putrinya mencucikan pakaian-pakaian kotor tersebut.
Namun ternyata, hal itu terus berulang setiap ahad. Putrinya selalu tiba dengan sekantong pakaian kotor.

Referensi pihak ketiga
Akhirnya sang ibu merasa sudah saatnya mengambil sikap. Minggu itu, mirip bisa Tami tiba, "Bu, cucikan baju-baju kotor ini ya..." rengeknya manja mirip biasa.
"Tami, kau sudah menikah mengapa masih meminta ibu mencucikan baju-bajumu. Sudah saatnya kau akil balig cukup akal, jangan manja lagi" Tegur ibunya lembut.
Namun, Tami justru mengambek. "Dulu ibu tak pernah mengizinkan saya mencuci pakaian sendiri, kenapa sekarang setelah saya menikah ibu berubah. Ya sudah aku tak mau pakaian-pakaian ini lagi. Aku juga nggak mau tiba ke sini lagi," ujar Tami kesal dan segera pulang setelah meninggalkan pakaian kotornya begitu saja.
Sang Ibu hanya bisa menghela nafas panjang, ia tahu beliau memiliki andil besar atas sikap putrinya itu. Ia terlalu mengasihi Tami sehingga tak membiarkannya mengurus diri sendiri. Ialah yang selalu menyiapkan makanan, menyediakan pakaian, dan mengurus segala keperluan putrinya dari kecil sampai dewasa.

Referensi pihak ketiga
Sebulan lalu Tami datang kembali, bukan dengan sekantong pakaian kotor, tapi dengan koper besar. ia datang sambil berurai air mata. Dengan tangis yang pecah beliau berkata bahwa beliau sudah resmi bercerai dari suaminya.
Sang ibu ternganga kaget, "Kamu bertengkar sekali, dan langsung bercerai?" tanyanya panik.
Tami mengulurkan surat cerainya dan tersedu berkisah. Semuanya bermula setelah bulan madu usai. Tami sama sekali tak bisa mengurus rumah, dia tak tahu bagaimana mencuci, menyapu, atau memasak. Ia tak biasa mengerjakan semua itu, risikonya pertengkaran demi pertengkaran nyaris terjadi setiap hari.
Saat Tami mengusulkan untuk memiliki pembantu, suaminya tetap tak setuju. Pasalnya Tami sama sekali tak bekerja dan juga belum mempunyai anak, berdasarkan suaminya beliau belum butuh pembantu rumah tangga. Akhirnya pertengaran besar terjadi dan berujung perceraian.
Sang ibu hanya mampu menangis menyesal ketika mendengar semua dongeng pilu tersebut. Ia menyesal begitu memanjakan putrinya, dia menyesali banyak hal, namun semua telah terjadi, putrinya yang cantik, yang disayanginya, sekarang sudah menjadi janda.

Referensi pihak ketiga
Sahabat, cerita ini bisa saja menjadi cerita sebagian kita suatu hari kelak. Menyayangi belum dewasa bukan berarti tak mengajari mereka apa-apa. Justru bab dari rasa sayang itu ialah mengajarkan kemandirian dan mengurus diri sendiri pada sang anak.
Tak ada yang niscaya dari sebuah masa depan kecuali fakta bahwa setiap kita niscaya mati. Kita yang selalu siap mendampingi buah hati tak selamanya bisa berada di sisinya. Maka kasih sayang dan cinta yang sempurna yaitu mengajari mereka sedini mungkin untuk mampu hidup tanpa orangtuanya.
Semoga kita mengambil pelajaran.
Sumber Referensi:
Kisah diubahsuaikan dari video youtu.be/GxaFB2L0L8Y
Sumber https://isu.lagioke.net
Sudah Bersuami Perempuan Ini Masih Minta Ibunya Cucikan Baju, Dikala Dicerai Ibunya Nyesal
4/
5
Oleh
Admin