Sedang Viral :

Untuk menjadi orang yang sukses bukan berarti harus berasal dari kalangan orang bisa saja, melainkan orang yang ada di kalangan bawah sekalipun sejatinya juga masih berkesempatan mendapatkan kesuksesan tersebut jikalau memang mau berusaha dan bekerja keras.
Memiliki gelar doktor atau selesai studi S3 merupakan impian banyak orang. Seperti usaha pasangan dari Kota Bantul, Yunianti dan suaminya. Kini putranya berjulukan Satya Chandra Wibawa Sakti telah menjadi dosen di Universitas Airlangga.
Sang ayah yang sakit, terpaksa menganggur. Lalu membantu Yunianti di rumah sebagai buruh cuci. Berasal dari keluarga ekonomi rendah, tidak pernah mengecilkan hati mereka.
Ingin tahu pasangan buruh cuci yang berhasil mendidik anaknya hingga lulus doktor di Jepang? Simak informasinya berikut ini.
Prinsip Utama, Anak Harus Lebih Baik
Kini kehidupan keluarga Yunianti telah dirasa begitu berubah drastis. Pekerjaannya dulu sebagai buruh cuci terhitung sangat berat. Sampai beberapa kali harus berutang pada tetangga dan rentenir demi melunasi biaya sekolah.
Prinsip utama Yunianti, kedua anaknya, Satya da Oktaviana Cahya Suryani, harus bisa mempunyai kehidupan yang layak dan lebih baik daripada dirinya.
"Praktis-mudahan anakku nggak mengalami hidup mirip saya. Dari situlah aku berpikir, mudah-mudahan jadi murid yang berkualitas agar ada ijazah yang lebih baik dari aku, kelak akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik juga daripada saya," ujar Yunianti dalam wawancara bersama Kick Andy (26/8/2017).
Rela Melawan Hujan Deras Gendong Anak Sekolah
Pernah suatu saat, hujan deras pagi hari. Satya sempat menolak masuk sekolah. Lalu tiba-datang digendong oleh ibunya untuk berangkat.
Ini menjadi salah satu bentuk usaha seorang ibu demi mengajarkan anak, betapa pentingnya sekolah.
pasangan buruh cuci ini berhasil asuh anak lulus doktor di jepang

Channel YouTube Metro TV ©2020 Merdeka.com
"Sekalipun hujan deras, aku rela ngantar. Saya gendong waktu itu. Sepatu aku masukkan tas. Jangan harap nggak masuk sekolah bila nggak betul-betul sakit," kata Yunianti.
Suami Sakit Parah dan Terpaksa Hutang
Semenjak suami Yunianti mengalami sakit keras, ia terpaksa keluar dari pekerjaan di bengkel. Yunianti berinisiatif menjadi buruh cuci demi mencukupi kebutuhan.
Beberapa kali terpaksa meminjam uang pada tetangga dan rentenir untuk melunasi biaya sekolah. Hal ini dirahasiakan bertahun-tahun dari kedua anaknya.
Yunianti sengaja merahasiakannya, agar anak-anak tidak merasa terbebani semenjak dini. Dia hanya ingin anaknya fokus berguru. Satya pun mengaku baru tahu sejak diungkap dalam program tersebut.
Penerapan Disiplin Sejak Dini
Yunianti kompak dengan suaminya untuk menerapkan kedisiplinan pada kedua anaknya. Sudah ditanamkan kebiasaan waktu untuk tidur siang dan belajar.
pasangan buruh cuci ini berhasil latih anak lulus doktor di jepang

Channel YouTube Metro TV ©2020 Merdeka.com
"Makara siang wajib tidur. Kalau tidak, ya sudah, tapi nanti resikonya ada eksekusi. Tapi bukan hukuman fisik, aku kasih tambahan soal. Jadi beliau aku tanamkan kedisiplinan. Semakin ke sini beliau belajar disiplin sendiri. Oh ini jam tidur, oh ini jam berguru," papar Yunianti.
Ajarkan Anak Tidak Boleh Banyak Bermain
Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Satya Chandra Wibawa Sakti, Msc., Ph.D atau bersahabat disapa Satya ini mengaku dikala masih kecil, setiap sepulang sekolah harus pribadi tidur siang.
Sebuah tekanan batin bagi dirinya masa itu. Banyak sahabat di luar yang mengajak main. Kalau minta ijin main, langsung dipelototin oleh sang ibunda.
"Beliau berusaha mendidik aku, mendesain aku dengan cara disiplin gitu," kata Satya.
Hadapi Cibiran Tetangga Sebagai Cambuk Supaya Lebih Kuat
Satya dan sang adik perempuan sering menerima cibiran hingga kerap disebut anak durha. Sebab di usia yang sudah akil balig cukup akal bukannya bekerja membantu orang tua, malah terus melanjutkan sekolah.
pasangan buruh cuci ini berhasil didik anak lulus doktor di jepang

Channel YouTube Metro TV ©2020 Merdeka.com
Yunianti menganggap bahwa cibiran tetangga sebagai cambuk untuk memperkuat diri. Satya dan adik juga berpikir, bahwa pendidikan yang tinggi harus dicapai demi kebahagiaan bapak dan ibu di kurun tua kelak.
Terpaksa Hutang Meski Ada Beasiswa
Seusai tamat dari Sekolah Menengan Atas, Satya mendapatkan ajuan beasiswa. Namun dengan syarat harus memenuhi biaya registrasi awal. Karena kondisi keuangan keluarga tengah krisis, Yunianti terpaksa hutang ke tetangga dan dibantu dari Dinas Sosial Kabupaten.
Akhirnya Satya dapat melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Kimia. Gelar master berikutnya masih di jurusan yang sama, beliau lanjutkan ke Universitas Gadjah Mada.
"Bapak dan ibu kemana-mana cari pelengkap. Lalu ditambah lagi pemberian dari dinas sosial kabupaten, kesudahannya lengkap sejumlah uang untuk acara sarjana," papar Satya.
"Mungkin (ibu utang), alasannya adalah tidak pernah kisah dengan aku waktu itu," tambahnya.
Memiliki Dosen Paling Berjasa dalam Hidup
Bagi Satya, selain bapak dan ibu, ada profesor Nuryono dan doktor Siti Sulastri yang begitu berjasa dalam hidupnya. Prof. Nuryono membiayai total thesis dan kehidupannya. Sedangkan doktor Siti memberinya pekerjaan sebagai asisten penelitinya.
Setelah lulus S2, Satya merasa sudah cukup dan ingin lekas bekerja. Tiba-tiba disuruh ke Universitas Hokkaido mengikuti berguru riset selama enam bulan. Dosen yang di Jepang menyuruh Satya untuk lanjut S3, yang dianggapnya sebagai candaan.
Beasiswa Unggulan DIKTI
Satya yang tamat menjalankan studi riset selama 6 bulan di Jepang, diminta menemui Prof. Nuryono lagi. Ternyata dirinya disuruh mendaftar S3 atau doktor acara Beasiswa DIKTI di Universitas Hokkaido.
Selama 3 tahun di Jepang, Satya mengambil jurusan yang sama, adalah Kimia. Membawa gelar doktor pada kedua orang renta dan kini resmi menjadi dosen di kampus ternama, Universitas Airlangga Surabaya.
Nilai Terkuat dari Orang Tua
Satya begitu bersyukur mempunyai orang renta yang berjuang dan memberi teladan faktual. Bukan sosok yang menghakimi dan memarahi.
Bagi Yunianti, bagi siapa pun yang mempunyai keadaan sama dengan dirinya, tidak perlu frustasi. Mendidik anak dengan baik, yakin akan membuka lembaran baru. Jika pesimis hanya akan memperburuk keadaan.
"Melihat pengorbanan kedua orang tua aku, sampai rela menggendong saya. Beliau bisa saja bilang, 'Sekolah saja semau kalian', bersabar dan konsisten. Saya adik aku bisa melihat action nya seperti itu," tutup Satya.
Sumber https://gosip.lagioke.net
Salut, Pasangan Buruh Cuci Ini Berhasil Latih Anak Hingga Lulus Doktor Di Jepang
4/
5
Oleh
Admin