Adik Hingga Meninggal Demi Biayai Abang Kuliah. 3 Tahun Lalu, Abang Temukan Surat Ini

Sedang Viral :

Sebagai sosok yang lebih renta seakan sudah menjadi kewajibannya untuk mengurus banyak sekali macam kebutuhan adiknya. Akan tetapi bebrapa waktu dan keadaan memaksa hal tersebut harus berbalik.

Mungkin yang dialami oleh saudara berikut, dimana sang adik terpaksa harus bekerja keras untuk mendukung sang abang berkuliah.

Diceritakan. Ada sepasang anak kembar pria dan perempuan. Ayah mereka telah meninggal alasannya sakit saat mereka baru berusia usia 3 tahun. Sejak ketika itu, sang ibu tidak menikah lagi.

Saat usia mereka 6 tahun, sang ibu kemudian memasukkan mereka sekolah. Sejak itulah, sepasang anak kembar ini selalu bersama. Mereka selalu satu kelas baik di sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas. Mereka juga saling memberi semangat dan maju bersama.

Setelah lulus dari SMA, kedua anak kembar ini masing-masing menerima surat pemberitahuan penerimaan mahasiswa gres. Bukan main bahagianya ibu mereka alasannya adalah kerja kerasnya selama bertahun-tahun tidak sia-sia. Putra-putrinya balasannya tumbuh cukup umur dan sudah mulai kuliah.

Namun, tak usang lalu, sang ibu tertunduk murung sebab memikirkan biaya kuliah yang cukup besar. Ia kemudian menjual tanah dan semua ternaknya, namun uang yang terkumpul belum mencukupi.

Sang ibu pun menjadi pusing, kemudian memanggil kedua putra putrinya. Sambil menyeka air matanya dia berkata pada kedua anaknya, “Nak, ibu hanya sanggup membiayai satu orang untuk kuliah, kalian…”

Mendengar perkataan ibunya yang demikian, kedua saudara kembar tersebut hanya mampu diam dalam keheningan.

Keesokan harinya, dikala abang perempuannya berdiri dan memasak, dia melihat adik laki-lakinya merobek surat pemberitahuan penerimaan mahasiswa gres itu. Sang kakak tertegun kemudian berteriak, “Hei, kamu ajaib ya?”

Sang ibu kemudian bergegas menghampiri mereka.

“Bu, supaya kakak yang kuliah saja! Aku anak laki-laki, tidak akan kelaparan meski tidak kuliah juga, sedangkan abang kan anak wanita, nanti akan dipandang rendah jikalau tidak kuliah,” kata sang adik.

Mata sang ibu pun berkaca-kaca dan menangis mendengar kata-kata anak laki-lakinya tersebut. Begitu pula dengan sang kakak yang juga tak kuasa menahan tangisnya.

Referensi pihak ketiga

Saat sang abang kuliah, adiknya juga pergi bekerja di ibukota. Lantaran sulit mencari pekerjaan yang cocok, beliau pun menjadi kuli panggul di pelabuhan. Setiap bulan, sang adik secara rutin mengirim uang untuk biaya kuliah kakaknya.

Saat perayaan tahun gres imlek, sang adik lalu menelepon kakaknya dan mengatakan kalau dia tidak mampu pulang karena tidak mendapatkan tiket kereta, padahal ia tidak pulang demi menghemat uang. Lantaran upah sebagai kuli panggul rendah, sang adik kemudian pindah kerja di sebuah pabrik alat mesin. Meski sang kakak tidak oke sebab sangat berisiko, namun dia tak berdaya membujuk adiknya yang keras.

Sampai jadinya, sang kakak pun lulus kuliah. Ia berharap adiknya berhenti bekerja dan ikut dalam ujian masuk perguruan tinggi tinggi, tetapi adiknya tetap tidak mau. Sang kakak pun mau tidak mau harus menghargai keputusan adiknya tersebut.

Namun tak disangka, suatu hari adiknya mengalami kecelakaan kerja. Setengah badannya bergulir ke dalam roda gigi mesin yang bermasalah dengan kendalinya saat beliau sedang mengoperasikan mesin itu. Sang adik pun eksklusif dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Kakak dan ibunya pun buru-buru ke rumah sakit. Namun sayang, nyawa sang adik tak mampu diselamatkan. Rekan-rekan kerja adiknya mengatakan jikalau pada ketika penyelamatan di rumah sakit, adiknya meminta mereka untuk tidak memberi tahu keluarganya karena dia tidak ingin kakak dan ibunya khawatir.

Sampai suatu hari, saat sang abang merapikan barang-barang peninggalan adiknya, ia lalu menemukan sepucuk surat berikut uang sebesar Rp 5 juta. Surat itu adalah goresan pena tangan adiknya yang berbunyi, “Kak, beberapa hari lagi imlek. Sudah 3 tahun aku tidak pulang. Aku benar-benar sangat merindukan kalian. Sekarang, abang hasilnya telah lulus dan bekerja, sementara saya juga bisa dengan damai pulang ke tempatku di sana.”

Setelah membaca surat tersebut, sang kakak yang masih sedih menyesali kepergian adiknya akibatnya menangis histeris dan pingsan.

Referensi pihak ketiga

Nah, bagaimana menurut sahabat semua?

Sumber: erabaru.net

Sumber https://gosip.lagioke.net

Artikel Terkait

Adik Hingga Meninggal Demi Biayai Abang Kuliah. 3 Tahun Lalu, Abang Temukan Surat Ini
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email